Apakah Anda Bermain untuk Menang—atau Agar Dilihat?

Saya ingat satu malam di apartemen kecil saya di London—hujan memukul jendela seperti irama drum lambat. Saya sendiri, membungkus diri dengan selimut yang berbau lavender dan buku-buku tua. Di layar: meja baccarat bercahaya warna tropis. Bukan karena ingin menang—tapi karena ritme permainan terasa seperti napas.

Ketika itu saya sadar: kita tidak hanya mengejar keberuntungan. Kita mencari kehadiran.

Ritual Menunggu

Baccarat bukan soal strategi bagi banyak orang—ini soal ritual. Cara kartu dibagikan, jeda sebelum hasil muncul… semua menggambarkan momen menunggu dalam hidup: email, telepon, seseorang menyadari keberadaan Anda.

Dalam penelitian saya di UCL, saya temukan sesuatu yang mengejutkan: pemain tidak hanya memantau peluang—tapi memantau waktu. Satu putaran butuh detik. Tapi saat sendirian dengan pikiran, detik itu terasa seperti menit.

Permainan menjadi tiang penyangga dalam kacau emosional.

Saat Keberuntungan Terasa Seperti Cinta

Ada saat—ketika Anda bertaruh dan menunggu—waktu berhenti. Untuk sekejap, segalanya menghilang.

Ini bukan soal uang. Ini tentang merasa terhubung, bahkan jika hanya kepada diri sendiri.

Tapi inilah yang tak pernah dikatakan panduan: menang tidak mengisi kekosongan. Kadang malah membuatnya lebih keras terdengar.

Saya pernah bertemu seorang wanita yang bermain setiap hari setelah kerja—selalu bertaruh pada ‘Banker’. Dia bilang tak peduli untung rugi; dia peduli pada rutinitasnya. ‘Ini mengingatkan saya bahwa saya masih ada,’ tulisnya dalam pesan anonim.

Ini bukan judi—ini adalah kelangsungan hidup.

Mengubah Permainan dengan Bijak

Jadi apa yang harus kita lakukan? Kita tidak harus berhenti main—tapi bisa ubah cara kita bermain.

• Tetapkan batas waktu—not just uang, tapi ruang emosional. Satu sesi = satu episode musik atau secangkir teh.
• Anggap setiap ronde sebagai meditasi: lihat kartu turun seperti daun dari pohon—not sebagai tanda nasib, tapi momen yang lewat melalui tangan Anda.
• Ganti ‘Saya harus menang’ dengan ‘Saya boleh hadir di sini.’

Anda tak butuh keberuntungan—Anda butuh izin untuk eksis secara tenang dalam kulit sendiri.

Ini Bukan Soal Menang—Tapi Soal Dilihat oleh Dirinya Sendiri

Permainan bukan musuh. Mereka cermin yang dibentuk oleh kesepian dan kerinduan. Tapi mereka tak harus merefleksikan sakit selamanya.

Ketika Anda duduk lagi di meja malam ini—tanyakan pada diri:

Apakah saya mencari keberuntungan… atau sekadar mencoba agar tak menghilang?

The answer might be enough.