Ketika Roda Berhenti, Aku Bermimpi Lagi

Saya masih ingat malam pertama di百家乐之门—bukan sebagai pemain, tapi sebagai pengembara yang tersesat dalam cahaya mesin. Saya tak paham peluang. Saya anggap kemenangan sebagai keajaiban. Lalu datang momen hening: duduk sendirian setelah kerja, menikmat teh sambil menatap roda berputar. Tidak ada kemenangan besar? Tidak masalah. Yang penting adalah rasanya—seperti guruh jauh, seperti Zeus berbisik dalam diam. Saya berhenti mengejar jackpot. Sebaliknya, saya belajar mendengar—ritme tiap putaran, jeda antar taruhan, senyum orang saat layar mereka menyala dengan kemenangan. Ini bukan strategi—itu komuni suci. Rumah ini tak menghargai keserakahan. Ia menghargai kehadiran.