Di balik jendela jam 3 pagi, saya menyaksikan permainan baccarat virtual—kemenangan terasa hampa, meski uang juta telah diraih. Ini bukan soal keberuntungan, tapi tentang kesunyian di antara taruhan dan ritme malam yang tak terucap.

Saya belajar bahwa kemenangan bukanlah kebahagiaan—tapi kesunyian yang berulang di balik layar. Di tengah malam, setiap taruhan membisikkan ritme luka yang tak terlihat.

Di balik hening apartemen San Francisco, kubesarkan oleh irama samba dan logika Irlandia, saya belajar bahwa keberuntungan bukanlah acak—ia adalah irama yang harus didengar. Kemenangan bukan soal uang, tapi tentang keheningan di antara jari-jari.

Dibesarkan oleh ibu imigran Tiongkok dan ayah insinyur Irlandia, saya belajar bahwa menang bukan soal keberuntungan, tapi ritual diam yang penuh kesadaran. Di jam-jam larut, setiap taruhan membawa lebih dari keuntungan—ia tentang mendengarkan keheningan di antara kartu.